MENGENAL “KALIMAH” DALAM BAHASA ARAB

MENGENAL “KALIMAH” DALAM BAHASA ARABالكَلِمَةُ
“Al-Kalimah” dalam bahasa kita ialah: “Kata”, yakni: “Kata tunggal yang bermakna”, atau disebut dengan “قول مفرد ” (qaul mufrad). Dan “kata” yang dimaksud disini ialah: “Ucapan lisan kita”.Misalnya kita mengucapkan:
هَذَا atau مُحَمَّدٌ atau خَرَجَ atau إِلَى, makaهَذَا kalimah,مُحَمَّدٌ kalimah, خَرَجَ kalimah, dan إِلَى kalimah.Dari keterangan diatas tentu anda “faham” apa itu ” كَلِمَة “ ?
KALIMAH ADALAH PENYUSUN “JUMLAH”
الجُمْلَةُ
“Al Jumlah” dalam bahasa kita ialah “kalimat”, Al Jumlah” biasa disebut dengan “Al Kalam” (الكلام).
“Al Jumlah” atau “Al Kalam” ialah: “Pengucapan bahasa arab yang telah memahamkan”, artinya “pendengar” tidak perlu keterangan dari ucapan tersebut. Contoh: هَذَا مُحَمَّدٌ : Ini adalah Muhammad. خَرَجَ مُحَمَّدٌ : Muhammad telah keluar.
“Al Jumlah” atau “Al Kalam” pasti tersusun dari “kalimah”, sekurang-kurang dua kalimah seperti yang kita lihat dalam contoh diatas.
KALIMAH HANYA ADA TIGA
ISIM, FIIL, DAN HURUF الاِسْمُ، الفِعْلُ، الحَرْفُ
1. Kalimah “isim” ialah: “Kalimah bermakna yang tidak berhubungan dengan waktu”.
Yang dimaksud dengan “waktu disini ialah: “Waktu terjadinya perbuatan”.
Kita ambil contoh kalimah “keluar”, jika terhubung dengan “waktu” maka bukan “isim”, lihat kalimah-kalimah berikut yang seluruhnya bermakna “keluar” namun terkait waktu:خَرَجَ – يَخْرُجُ – اُخْرُجْ – لاَ تَخْرُجْ – خُرِجَ – يُخْرَجُ
خَرَجَ : “Telah keluar”; يَخْرُجُ : “Sedang/akan keluar”; اخْرُجْ : “Hendaknya anda keluar”; لاَ تَخْرُجْ : “Jangan anda keluar”; خُرِجَ : “Telah dikeluarkan”; يُخْرَجُ : “Sedang /akan dikeluarkan”.
Dan jika kalimah “keluar” itu tidak berhubungan dengan waktu maka dialah “isim”. Lihatlah kalimah-kalimah berikut:
خُرُوجٌ – خَارِجٌ – مَخْرُوجٌ – مَخْرَجٌ – مِخْرَجٌ
خُرُوجٌ : “Hal” Keluar; خَارِجٌ : “Yang” keluar; مَخْرُوجٌ : “Yang di keluarkan”; مَخْرَجٌ : “Tempat/waktu keluar” nah bingung ? Jangan ! Waktu disini bukan “Waktu terjadinya perbuatan” tetapi ‘Waktu ditinjau dari sisi maknanya”.
Alamat atau Tanda KALIMAH ISIM:
Isim bisa dikenal dengan beberapa alamat/tanda khasnya:
1- Dapat dimasuki “alif dan lam” atau “ال “, contoh: المَسْجِدُ، الرَّجُلُ، المَرْأَةُ
2- Dapat menerima tanwin, contoh: مَسْجِدٌ، رَجُلٌ، مَرْأَةٌ
3- Dapat dimasuki huruf “jarr”, contoh: فِي الْمَسْجِدِ، إِلَى الرَّجُلِ، مِنَ الْمَرْأّةِ
4- Menerima harakat kasrah, contoh: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
5- Dapat menerima huruf-huruf panggilan, contoh: يَا مُحَمَّدُ، يَا عَبْدَ اللهِ
6- Dapat menerima berita, contoh: قَامَ زَيدٌ; Zaid telah berdiri, kalimah “Zaid” adalah isim sebab anda memberitakan tentangnya dengan “berdiri”.
Dan tanda yang terakhir ini adalah tanda yang paling bermanfaat untuk mengenali “isim”, contoh: ضَرَبْتُ; Aku telah memukul, maka kalimah “تُ” adalah isim, diketahui dengan apa?, padahal tidak ada “alif lam”, “tanwin”, “huruf jarr”, dan lainnya, diketahui dengan pemberitaan tentangnya dengan “memukul”.
2. Kalimah “FIIL” ialah: ” Kalimah bermakna yang selalu berhubungan dengan waktu terjadinya perbuatan”, atau bolehlah kita menyebutnya dengan “kata kerja”.
Dan telah lewat contohnya saat menjelaskan kalimah isim, yaitu:
خَرَجَ – يَخْرُجُ – اُخْرُجْ – لاَ تَخْرُجْ – خُرِجَ – يُخْرَجُ
FIIL:ada tiga jenis:
1- FIIL MADHI ( مَاضِ ) : Yaitu kata kerja lampau, contoh: خَرَجَ
2- FIIL MUDHARI’ ( مُضَارِعٌ ): Yaitu kata kerja sekarang atau akan datang, contoh: يَخْرُجُ
3- FIIL AMR ( اَمْرٌ ): Yaitu kata kerja perintah, contoh: اُخْرُجْ
ALAMAT/TANDA KALIMAH FIIL
dikenali dengan adanya beberapa ciri, diantaranya:
1- Dimasuki قَدْ seperti: قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ, kalimah “قَامَتْ” adalah “fiil”.
2- Dimasuki huruf لَمْ seperti: ( لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُولَدْ ), kalimah “يَلِدْ” dan “يُولَدْ” adalah fiil.
3- Diakhiri dengan ta’ ta’nits bersukun “تْ“, misal: قَامَتْ

3. Kalimah “HURUF” ialah: “Kalimah bermakna jika bergandingan dengan kalimah selainnya.” Artinya dia selalu menyertai kalimah isim atau fiil untuk menyempurnakan maknanya.
Misalnya kalimah “فِي”; (di dalam), tidak sempurna maknanya, namun jika bergandingan dengan kalimah isim contoh : فِي الْمَسْجِدِ; (di dalam masjid), maka sempurnalah makna فِي.
Begitu juga huruf “لَمْ“(tidak), tidak sempurna maknanya, namun jika bergandingan dengan kalimah fiil contoh: لَمْ أَفْهَمْ;(aku tidak faham), maka sempurnalah makna لَمْ.
CIRI-CIRI KALIMAH HURUF
Untuk mengenali kalimah cari saja ciri khas isim dan fiil, jika tidak ditemukan maka pastikan kalimah itu ialah kalimah huruf. seperti gampangnya mengenali huruf hijaiyah “ح” , yaitu dengan kosongnya dia dari tanda titik di tengah “ج” dan tanda titik di atas “خ”.

Comments

Popular posts from this blog

MUFRAD, MUTSANNA JAMAK